/ 12
menimbulkan terjadinya akumulasi zat-zat tertentu yang bisa memicu reaksiyang menyebabkan sakit.Menurut Nova (2007), meski kandungan bahan pengawet natriumbenzoat umumnya tidak terlalu besar, akan tetapi jika dikonsumsi secaraterus-menerus akan berakumulasi dan menimbulkan efek terhadapkesehatan. Penggunaan pengawet tersebut dalam jangka panjang dapatmenimbulkan penyakit Lupus
(Systemic Lupus Eritematosus/SLE).
Efek samping lain yang bisa timbul adalah edema (bengkak) akibat dari retensi(tertahannya cairan di dalam tubuh) dan bias juga karena naiknya tekanandarah sebagai akibat bertambahnya volume plasma akibat pengikatan airoleh natrium.Dalam riset yang dilakukan oleh Sheffield University di Inggristerhadap bahan pengawet makanan dan minuman yang umum digunakan,menyatakan bahwa natrium benzoat diperkirakan dapat merusak DNA. Halini dikemukakan oleh Pete Piper (professor bidang biologi molekuler danbioteknologi) yang telah meneliti natrium benzoat sejak 1999. Ia pernahmenguji natrium benzoat pada sel ragi yang hidup, yang akhirnyamenemukan bahwa substansi tersebut (natrium benzoat) dapat merusak DNA
mitochondria
pada ragi. Di dalam tubuh,
mitochondria
berfungsimenyerap oksigen untuk menghasilkan energi. Dan bila dirusak, sepertiterjadi pada sejumlah kondisi pada saat sakit, maka sel mulai mengalamikegagalan fungsi yang sangat serius. Sehingga di dalam tubuh akan terjadikerusakan DNA di dalam
mitochondria
. Dan ada sejumlah penyakit di manayang sekarang dikaitkan dengan penyakit Parkinson dan beberapa penyakitakibat degenerasi saraf. Natrium benzoat dapat menghambat pertumbuhan jamur yang biasa ditemukan pada minuman isotonik, maupun minuman-minuman ringan lainnya. Dampak lain dari natium benzoat pengawetminuman isotonik adalah kanker. Hal tersebut dikarenakan vitamin C
(ascorbic acid)
yang ditambahkan dalam minuman isotonik akan bereaksidengan natrium benzoat menghasilkan benzen. Benzen tersebut dikenalsebagai polutan udara dan dapat menyebabkan kanker (Avicenna, 2008).
III.
Penanggulangan terhadap Dampak Pemakaian Natrium Benzoat
Semakin banyaknya isu terhadap bahaya bahan pengawet khususnyanatrium benzoat menjadikan konsumen lebih berhati-hati dalammengonsumsi makanan, dan lebih memilih bahan-bahan alami yang amanbagi kesehatan.Pemakaian bahan pengawet berupa natrium benzoat harus benar-benar memperhatikan batas kadar pemakaiannya terhadap makanan, hal inidimaksudkan untuk menghindari timbulnya efek negatif sebagai akibatkonsumsi makanan atau minuman tersebut. International Programme onChemical Safety tidak menemukan adanya dampak terhadap kesehatanmanusia dengan dosis sebesar 647-825 mg/kg berat badan per hari.Degradasi Sodium Benzoat (yang dihasilkan dalam tubuh dari garamsodium) telah dipelajari secara detail dan menunjukkan bahwa bahan-bahanini tidak berbahaya. Sekitar 75-80% dalam jangka waktu 6 jam dikeluarkanmelalui urine sebagai asam hipurat dan asam benzoil glukoronat (± 10%),0.1% melalui paru-paru sebagai CO2 dan 2% tertinggal dikarkas danseluruh dosis akan dikeluarkan dari dalam tubuh dalam jangka waktu sekitar10 jam. Batasan yang ditentukan untuk Sodium Benzoat dalam makananbukan karena sifat racunnya, melainkan karena jumlahnya melebihi 0.1%,bahan ini dapat meninggalkan rasa tertentu di mulut (Nova, 2007). Asam benzoat (C6H5COOH) dan garamnya merupakan bahanpengawet yang banyak digunakan secara luas pada bahan makanan yangbersifat asam. Bahan ini efektif untuk mencegah pertumbuhan khamir,kapang dan bakteri pada tingkat keasaman pH 2.5
4.0. US FDA (FoodDrug Administration) memuat pengawet benzoat dalam sebagai kategoriaman atau
GRAS
(generally recognized as safe). Penggunaan pada produk makanan diperbolehkan tidak melebihi dari 0.1% atau 1000 ppm(Luthana,2008).Konsumsi terhadap minuman isotonik maupun makanan danminuman lainnya yang mengandung bahan pengawet natrium benzoathendaknya memperhatikan besarnya kadar natrium benzoat yang terdapatdalam produk. Produk yang telah memiliki ijin dari badan kesehatan
makanan dinilai lebih memberikan jaminan kelayakan untuk dikonsumsi.Konsumsi yang terlalu sering sebaiknya dihindari karena akan menimbulkanpenumpukan bahan pengawet di dalam tubuh.
IV.
Langkah Memilih Makanan yang Aman untuk Kosumsi
Meski tidak semua bahan pengawet berbahaya namun hendaknyatetap berhati-hati. Bahan pengawet yang dikatakan aman, akan menjadiberbahaya jika dikonsumsi melebihi dosis maksimum.ada beberapa alasanmengapa para pembuat makanan mengawetkan produk mereka. Salahsatunya karena daya tahan kebanyakan makanan memang sangat terbatasdan mudah rusak (
perishable
). Dengan pengawetan, makanan bisa disimpanberhari-hari, bahkan berbulan-bulan dan ini jelas-jelas sangatmenguntungkan pedagang. Alasan lain, beberapa zat pengawet berfungsisebagai penambah daya tarik makanan itu sendiri.Berikut adalah beberapa cara untuk mengetahui aman atau tidaknyasuatu produk makanan:1)
Amati apakah makanan tersebut berwarna mencolok atau jauh berbedadari warna aslinya. Snack, kerupuk, mie, es krim yang berwarna terlalumencolok ada kemungkinan telah ditambahi zat pewarna yang tidak aman. Demikian juga dengan warna daging sapi olahan yang warnanyatetap merah, sama dengan daging segarnya.2)
mencicipi rasanya. Makanan yang tidak aman umumnya berasa tajam,semisal sangat gurih dan membuat lidah bergetar.3)
perhatikan kualitas makanan tersebut, apakah masih segar, atau malahsudah berjamur yang bisa menyebabkan keracunan. Makanan yangsudah berjamur menandakan proses pengawetan tidak berjalansempurna, atau makanan tersebut sudah kedaluwarsa.4)
mencium aromanya. Bau apek atau tengik pertanda makanan tersebutsudah rusak atau terkontaminasi oleh mikroorganisme.
5)
Amati komposisinya. Bacalah dengan teliti adakah kandungan bahan-bahan makanan tambahan yang berbahaya.6)
kriteria aman itu bervariasi. Aman buat satu orang belum tentu amanbuat yang lainnya. Pada beberapa orang bahan pengawet tertentu dapatmenimbulkan reaksi alergi.7)
Memastikan bahwa produk yang dikonsumsi telah terdaftar di BadanPengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang bisa dicermati dalam labelyang tertera di kemasannya.
BAB IIIKESIMPULAN
1.
Natrium benzoat digunakan sebagai bahan pengawet dalam minumanisotonik dimaksudkan untuk mencegah tumbuhnya bakteri dan khamir,bahan ini dalam tubuh bereaksi dengan asam amino glisin dengan hasilasam Hipurat (
Benzoilglisina
) yang akan dikeluarkan bersama urin. 2.
Konsumsi minuman isotonik yang mengandung bahan pengawet natriumbenzoat secara terus-menerus akan berakumulasi dan menimbulkandampak buruk terhadap kesehatan antara lain penyakit lupus, edema,kerusakan pada sel, dan kanker. 3.
Dampak akan bahaya konsumsiminuman isotonik yang mengandungbahan pengawet natrium benzoatdapat dihindari yaitu denganmemperhatikan besarnya kadar natrium benzoat yang terdapat dalamproduk. Produk yang telah memiliki ijin dari badan kesehatan makanandinilai lebih memberikan jaminan kelayakan untuk dikonsumsi. Konsumsiyang terlalu sering sebaiknya dihindari karena akan menimbulkanpenumpukan bahan pengawet di dalam tubuh.4.
Langkah pemilihan makanan yang aman dari bahaya bahan pengawetdapat dilakukan dengan cara memperhatikan keadaan fisik produk darisegi warna, rasa, bau, kesegaran, komposisi dan ada tidaknya ijin dariBadan Pengawas Obat dan Makanan yang dicantumkan dalam kemasanproduk.

Share & Embed

More from this user

Recent Readcasters

Sigit Aprisama
Puspita Sutabrata
Nurul Wulan
Ana Setiawan

Add a Comment

Characters: 400

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk " "

Kesehatan Miflondri