Memulai Minimarket Mandiri:

Strategi Penjualan

Setelah semua perangkat, isi, dan komputerisasi minimarket sudah selesai dilakukan, artinya minimarket kita sudah siap dibuka untuk melayani pembeli. Minimarket adalah salah satu usaha dagang yang sifatnya pasif, atau menunggu pembeli untuk datang. Bukan kita yang harus mendatangi pembeli seperti misalnya yang dilakukan oleh pedagang keliling. Dengan demikian diperlukan suatu strategi tertentu bagaimana agar supaya banyak pembeli yang datang untuk berbelanja di minimarket kita tersebut. Ada banyak faktor yang menyebabkan pembeli mau datang untuk berbelanja, antara lain faktor pelayanan, keamanan, kelengkapan barang yang ada di minimarket, kebersihan, dan yang paling menentukan adalah harga barang yang kita jual.
Menentukan harga jual dari semua item barang yang kita pajang di minimarket merupakan salah satu strategi penjualan yang harus kita pikirkan secara cermat. Kita sebagai pemilik minimarket setidaknya harus belajar ilmu ekonomi walaupun dalam level basic secara autodidak. Sekali lagi perlu diingat, minimarket yang kita jalankan ini adalah minimarket mandiri, jadi segala sesuatu yang menyangkut operasional, strategi marketing dan penjualan semuanya kita yang harus memikirkan dan menentukan. Ini justru sangat bagus, karena secara tidak langsung kita akan dituntut untuk selalu belajar dan terlatih menentukan bagaimana sebuah usaha (perusahaan) dijalankan.  Memiliki sebuah minimarket, berarti kita harus siap menjadi ‘bos’ yang harus mampu memikirkan bagaimana agar ‘perusahaan’ tadi  bisa jalan dan menguntungkan.
Untuk menentukan dan pada akhirnya kita bisa menempelkan tanda harga (price tag) per item barang, bisa dilakukan dengan beberapa strategi seperti contoh-contoh yang disebutkan di bawah ini:
  1. Survey harga di toko grosir, swalayan, supermarket, hipermarket dan pasar-pasar. Pada saat kita berbelanja item barang di tempat-tempat tersebut, kita akan mendapatkan struk belanja. Simpan baik-baik struk belanja ini karena nantinya akan kita gunakan sebagai patokan untuk menentukan harga jual kembali item-item yang kita beli tersebut di minimarket kita. Kalau kita menjadi pelanggan setia di tempat-tempat grosir besar dan kita bisa menjalin relasi dengan pemiliknya, manfaatkan kesempatan bagus ini untuk menanyakan strategi penjualan yang mereka lakukan setiap harinya di tempat mereka tersebut. Berapa minimum dan maksimum pengambilan keuntungan untuk item barang atau kelompok item barang yang biasanya mereka terapkan. Tidak ada salahnya sama sekali kita berkonsultasi dengan orang-orang yang sudah mapan dalam bisnis retail ini.
  2. Survey harga di toko, minimarket, atau warung tradisional di sekitar minimarket kita. Pembeli akan sangat sensitif memilih dimana mereka akan belanja. Perbedaan harga Rp 5 lebih mahal di minimarket kita, bisa jadi mereka akan lari ke toko atau minimarket lainnya. Harus pintar-pintar memilih strategi penjualan, subsidi silang item barang mana yang kita akan jual lebih murah dan mana yang akan kita jual lebih  mahal dibandingkan item yang sama yang dijual di minimarket atau toko di sekitar minimarket kita.
  3. Pada saat agen atau sales produk datang ke minimarket kita untuk menawarkan barang, kita bisa melakukan nego harga belinya kepada mereka, sebisa mungkin harga yang kita dapatkan dari agen/sales tersebut harus lebih murah dari pada harga yang kita dapatkan di supermarket atau hipermarket besar. Kita sudah mempunyai patokan daftar harga barang dari banyak tempat grosir, supermarket atau hipermarket yang sudah kita punyai dari langkah no 1 dan 2 diatas. Dengan demikian kita bisa menentukan harga jual item lebih murah daripada harga item atau barang yang sama yang di jual di supermarket atau hipermarket di atas. Hal ini secara psikologis akan memberikan kesan kepada pembeli kalau minimarket kita adalah tempat berbelanja paling murah, lebih murah daripada berbelanja supermarket atau hipermarket.
  4. Berdasarkan pengalaman saya menjalankan bisnis minimarket berikut adalah “rule of thumb” berapa persen keuntungan yang bisa kita ambil dari masing-masing kelompok barang. Perlu diingat, untuk menentukan berapa persen kisaran keuntungan, akan sangat tergantung dari survey harga di tempat anda masing-masing. Apa yang saya sampaikan disini adalah sebagai gambaran kepada anda untuk kemudian bisa disesuaikan dengan kondisi dan persaingan minimarket di sekitar minimarket anda masing-masing. Untuk kelompok food (segala macam produk makanan, minuman, dan sembako), saya mengambil kisaran keuntungan 5-10% dari harga beli. Kemudian untuk kelompok non food (sabun, kosmestik, peralatan rumah tangga, ATK, obat-obatan, aksesoris, dan lain sebagainya) saya mengambil kisaran keuntungan 20-50% dari harga beli.
  5. Bekerja sama denga agen atau sales produk untuk sesekali melakukan promo diskon harga atau pemberian hadiah untuk pembelian item-item tertentu atau dalam jumlah tertentu, misalnya promo beli 1 dapat 2 dan lain sebagainya dalam waktu terentu, misalnya seminggu atau pada hari-hari tertentu. Lakukan promo diskon secara regular sebagai salah satu cara untuk menarik banyak pembeli datang ke minimarket kita. Bila perlu buat selebaran promo diskon yang bisa kita tempel di tempat-tempat tertentu atau kita sediakan di depan meja kasir sehingga pembeli bisa dengan mudah melihat dan mengambil selebaran tersebut.
  6. Lakukan langkah-langkah strategi penentuan harga dengan dibarengi oleh pelayanan yang optimal kepada pembeli, ramah dan cepat, ciptakan lingkungan dan suasana minimarket senyaman dan seaman mungkin sehingga pembeli akan betah dan “ketagihan” berbelanja di minimarket kita.

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Memulai Minimarket Mandiri:"

Kesehatan Miflondri